" Terdapat ratusan juta automated trading tersusun dalam suatu sistem matematika kompleks yang telah menyumbang 1/3 dari volume perdagangan berjangka di AS. Namun apakah trader ritel independen dengan sumber daya terbatas mampu mengatasi kompetisi pada industri robot yang sangat besar tersebut ? Melalui artiket Automated Trader kami akan menunjukkan hal itu sebenarnya dapat dilakukan "
Beberapa manager hedge fund kuantitatif legendaris yang menggunakan sistem trading otomatis seperti Dr. Edward Thorp dari Princeton Newport Partners dan Dr. Jim Simons dari Renaisssance Technologies Corp memulai karir mereka dengan menggunakan robot trading. Seiring waktu berjalan, karir mereka sebagai trader retail menanjak karena sistem robotnya berhasil mencatat track record yang menguntungkan. Pengalaman mereka juga menunjukkan sistem robot yang konsisten adalah sistem robot yang sebenarnya simple dan tidak disertai terlalu banyak teori canggih. Dan tentu saja yang paling utama adalah fokus pada risk menagement.
Risk management merupakan disiplin yang krusial dalam trading. Sebgaian besar penyebab kerugian besar yang dialamai oleh manager hedge fund maupun lembaga investasi perbankan biasanya terletak pada satu trade dalam kurun waktu pendek. Mengapa ha ini terjadi? Karena pengambilan resiko atau posisi yang berlebihan muncl dari model formula yang dibarengi sikap over-confidence.
Artinya, displin psikologis juga diperlukan dalam mindset risk management secara keseluruhan, dimana setiap trader perlu memproses strategi robot melalui beberapa aspek. Diantaranya adalah pengujian model formula, eksekusi software serta prosedur operasional lainnya dan money/risk management sebelum menambah jumlah posisi dari formula yang telah ditentukan.
Namun tidak dipungkiri strategi trading robot yang mumpuni kadankala juga mengalami kerugian, atau secara teknis dikenal dengan istilah 'drawdown'. Drawdown dapat terjadi dalam hitungan menit atau bahkan tahunan lamanya. Drawdown juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni periode drawdown pada equity, atau merupakan kerugian per transaksi. Sedangkan yang kedua adalah maximum drawdown yang merupakan kerugian maksimum secara historis.
Faktor paling penting untuk meraih keuntungan dari automated trading adalah pengelolaan resiko dengan cara membatasi drawdown ke level yang dapat ditoleransi. Namun daya ungkitnya masih optimal untuk meraih keuntungan maksimum. Dengan kata lain, intisari dari suatu strategi robot terletak pada pengaturan alokasi modal optimal desertai pengambilan posisi yang telah dihitung berdasarkan formula tertentu.
Apakah penggunaan stop loss merupakan praktik Risk management yang baik?
Beberapa trader meyakini bahwa risk management yang baik berarti menggunakan stop loss disetiap tansaksi. Sehingga jika suatu posisi mencapai presentase kerugian tertentu, maka robot akan exit posisi. Memang cukup ajar jika ada pemahaman bahwa dengan menggunakan stop loss maka equity dapat terhindar dari kerugian akibat event / shock market . Bagaimanapun jika terjadi shock market , harga biasanya drop / naik gila-gilaan sehingga order stop loss untuk exit posisi hanyaa terpasang pada posisi yang tidak kita inginkan. dengan melakukan exit posisi, sebenarnya robot hanya merealisasikan kerugian akibat shock market, bukannya menghindar dari situasi tersebut.
Setiap strategi robot hanya bisa meraih profit jika harga bergerak range trading dalam mencari nilai mean atau trending. Diluar itu, jika kondisi market hanya bersifat random-walking maka setiap stop loss pasti akan terjilat. Ketika situasi market dalam kondisi trending maka harga akan bergerak berdasarkan momentum, atau biasanya dikenal dengan robot yang menggunakan strategi momentum. Dalam kondisi market seperti ini, strategi exit posisi perlu disusun sedemikian rupa untuk memastikan agar pembalikan yang terjadi mendapatkan momentum atau dalam tren yang akan berlanjut. karena jika pergerakan hanay terjadi akibat shock market yang bersifat sementara dan ternyata harga berbalik ke level semula , kita tentu dapat menghindari exit posisi telalu dini.
Contohnya pada indeks Nikkei atau pasanga USDJPY yang mengalami pergerakan besar di pertengahan tahun 2013 . Momentum harga Nikkei masih dipotong oleh alasan fundamental yang menunjukkan harga Nikkei saat itu masih undervalued seiring dengan kebijakan stimulus BoJ, Harga saham kemungkinan masih mengalami penguatan secara gradual untuk mencapai ekulibrium yang lebih tinngi tidak akan berbalik selama fundamental ekonomi tidak mengalami perubahan. Kalaupun terajdi pergerakan koreksi yang besar pada situasi tersebut, biasanya hanya disebabkan oleh event liquidity yakni terjadinya aksi likuidasi / profit taking sejumlah posisi dalam volume besar oleh para spekulan atau pemilik saham. Hal seperti ini menyebabkan indeks anjlok secara tiba-tiba. Event liquidity seperti ini memiliki durasi yang relatif pendek dan harga cenderung kembali lagi ke level semula. Tentunya strategi exit yang baik adalah memanfaatkan strategi momentum seperti ini dan menghindari terjadinya stop loss, hanya akibat event liquidity yang bersifat sesaat.
Kelly Formula
Risk management dengan menggunakan metode Kelly formula memeberi saran kepada robot untuk mengurangi volume posisi jika sedang menghadapi drawdown / kerugian trading. Begitu pula sebaliknya, jika terjadi realisasi profit maka robot akan menyarankan penambahan position size (geometrical Money Management).
Dua komponen utama dalam formula Kellly :
- Win Probability : Probabilitas dalam setiap trade yang dapat memberikan return positif.
- Win/ loss Ratio : total jumlah trade yang menghasilakn profit dibagi dengan jumlah total loss trade
Dengan menggabungkan kedua faktor tersebut, maka formula Kelly adalah :
Kelly % = W- [(1-W) / R]
Keterangan :
W = Winning probability
R = Ratio Win / loss
Dengan menggunakan Kelly Criterion, anada dapat menentukan presentase resiko yang ideal pada setiap transaksi berdasarkan probabilitas ratio win/ loss yang diambil dari track record robot Anda. Misalnya jika presentase Kelly menunjukkan hasil 0.05, maka robot akan mengambil position size sebesar 5 % dari equity. Meski money management seperti ini tidak menjamin Anda untuk mendapatkan hasil yang spektakuler , setidaknya penerapan strategi ini dapat membatasi kerugian dan memaksimalkan potensi keuntungan.