Welcome to our blog...

Welcome to our blog....

Disini Anda dapat sharing tentang semua hal yg berhubungan dengan bisnis dan investasi.

* Mungkin selama ini Anda mempunyai pertanyaan seputar investasi yang sedang atau akan Anda jalankan, silakan..
* Mungkin Anda mempunyai pengalaman atau tips berbisnis dan berinvestasi, silakan...

Jumat, 21 Maret 2014

The Daily Wave Analysis

Currency pair EUR/USD
The jury is still undecided whether this is an impulsive 5 wave down (green letters) or an ABC correction (black letters). 4 hour chart EURUSD:
The usual wave C target has already been hit. Now it will be interesting to see if price bounces or breaks at the wave 4 Fibs. In case of a move down, there is potential daily support at the 50% Fib (green).
Currency pair GBPUSD
The GU broke the support trend line (blue) and is moving down lower. The Fibonacci levels could provide support
Currently the most likely wave count is indicating a wave 4 and 5 (purple) of wave c (orange).
Currency pair USD/JPY
The USDJPY remains in a consolidation between support (green) and resistance (red). For the moment I am cautious and waiting for more price action information.

Senin, 10 Maret 2014

Pivot Point dan Kalkulasi Resistance-Support

Pivot point adalah sebuah level harga yg signifikan dalam proses analisa teknikal pasar uang dan kerap digunakan sebagai indikator untuk memprediksi pergerakan harga. Pada dasarnya, pivot point diperhitungkan sebagai nilai rata-rata dari beberapa harga signifikan pada sesi sebelumnya. Jika harga pada sesi saat ini berada diatas pivot point, maka sentimen dianggap bullish. Sebaliknya jika harga berada di bawah pivot point maka sentimen diasumsikan bearish.

Pivot point biasanya dipergunakan dengan memakai perhitungan tambahan untuk level support dan resisitance , diatas dan dibawah pivot point tersebut. caranya dengan mengurangi atau menambahakan differensial harga yang diperhitungkan dari range pasar pada periode sebelumnya.

Pivot point, resistance dan support biasanya mnejadi titik dimana harga berbalik harga arah. pada kondisi pasar bullish, pivot point dan resistancenya dapat menjadi level tahanan dan sinyal terciptanya reversal harga. sebaliknya, pada pasar bearish, pivot point dan support levelnya dapat menjadi indikasi bahwa harga telah mencapai level rendah dan membatasi pelemahan lebih lanjut.

Perhitungan
Terdapat beberapa metode dalam perhitungan level pivot point . yang paling umum adalah nilai rata-rata harga high (H) . low(L), close (C) periode sebelumnya (harga kemarin).
Formula pivot :
P = (H+L+C)/3
Perhitungan pivot terkadang juga menyertakan harga open (O) dari periode sebelumnya atau periode berjalan.
Formula pivot :
P= (O+H+L+C)/4
Kedua formula ini adalah metode perhitungan pivot yang paling umum dipakai oleh para trader. diluar itu, masih ada beberapa formula yang digunakan oleh sebagian pelaku pasar.

Metode yang menitik beratkan pada harga close periode sebelumnya.
Pivot formula : P= (H+L+C+C)/4
Atau metode yang menitik beratakan pada harga open periode berjalan,
Pivot formula : P=(H+L+O+O)/4

Level Resistance dan Support
dapat berubah fungsi , tergantung harga berjalan dari arah bawah ke atas maupun dari atas ke bawah. dalam analisa pivot point, beberapa level (biasanya 3) diposisikan dibawah dan diatas pivot point. Level-level ini diperhitungkan dari range harga pada periode transaksi sebelumnya, kemudian ditambahkan atau dikurangi dari pivot poiint untuk resistance dan support.

Level pertama dan paling penting adalah level resistance 1 (R1) dan support 1 (S1), yang biasanya menjadi target exit market. Level R2 dan S2 biasanya hanya sebagai perpanjangan dari target tersebut. Terkadang perpanjangan R4 dan S4 juga disertakan dalam perhitungan, walaupun jarang terjadi.

Umumnya, level resisitance dan support dimulai dari level ke 2 dan seterusnya, membentuk secara simetris terhadap pivot point, tetapi tidak sama halnya dengan R1 dan S1. kecuali bila level pivot point berada tepat ditengah range periode sebelumnya.

Implementasi pivot point
pivot point sendiri mewakili level resistance dan support yang kuat , tergantung dari kondisi pasar secara keseluruhan. jika arah pasar tidak menentu (sideway), harga dapat berfluktuasi disekitar level pivot hingga menembus batasan harga.

Secara teori, bila harga berada di bawah pivot point dan memotong naik, maka menjadi sinyal buy (terutama pada trend bullish). Dan bila harga berada diatas pivot point dan memotong turun, maka menjadi sinyal sell (terutama pada trend bearish). level R1 dan S1 merupakan level exit dari pasar dan jarang digunakan sebagai sinyal masuk entry atau masuk pasar. Level R2 dan S2 biasanya biasanya digunakan sebagai level exit atau keluar berikutnya bila level R1 dan S1 ditembus dengan signifikan. Sedangkan level R3 san S3 bisa digunakan sebagai level entry apabila terjadi koreksi pada kisaran level tersebut.

Pada praktekya. banyak pelaku pasar yang memiliki posisi esar menempatkan selling level (level jual) pada kisarn R1 dan buying level (level beli) pada kisaran S1 sebagai tindakan ambil untung (take profit). Kondisi serupa juga terjadi pada level-level resistance dan support selanjutknya, yang justru makin memperkuat level-level tersebut.

Level cutloss bisa ditempatkan pada kisaran 50% dari sinyal entry ke level resistance dan support selanjutnya.Contoh : posisi buy setelah harga cross (bersilangan) ke atas level pivot, maka posisi cut loss dapat disiapkan 50% diantara level pivot  dan S1. Contoh lainnya bila posisi sell setelah harga bertahan pada R2, level cut loss dapat disiapkan pada kisaran 50% antara R2 dan R3.

Formula Resistance dan support metode pivot :

Pivot resistance                                 Pivot Support
R1 = 2 x P-L                                        S1 = 2 x P-H
R2 = P+(H-L)                                      S2 = P-(H-L)
R3 =R1+(H-L)                                    S3 = S1- (H-L)

Kamis, 09 Januari 2014

Mengungkap Mitos Manajemen Resiko

" Terdapat ratusan juta automated trading tersusun dalam suatu sistem matematika kompleks yang telah menyumbang 1/3 dari volume perdagangan berjangka di AS. Namun apakah trader ritel independen dengan sumber daya terbatas mampu mengatasi kompetisi pada industri robot yang sangat besar tersebut ? Melalui artiket Automated Trader kami akan menunjukkan hal itu sebenarnya dapat dilakukan "

Beberapa manager hedge fund kuantitatif legendaris yang menggunakan sistem trading otomatis seperti Dr. Edward Thorp dari Princeton Newport Partners dan Dr. Jim Simons dari Renaisssance Technologies Corp memulai karir mereka dengan menggunakan robot trading. Seiring waktu berjalan, karir mereka sebagai trader retail menanjak karena sistem robotnya berhasil mencatat track record yang menguntungkan. Pengalaman mereka juga menunjukkan sistem robot yang konsisten adalah sistem robot yang sebenarnya simple dan tidak disertai terlalu banyak teori canggih. Dan tentu saja yang paling utama adalah fokus pada risk menagement.

Risk management merupakan disiplin yang krusial dalam trading.  Sebgaian besar penyebab kerugian besar yang dialamai oleh manager hedge fund maupun lembaga investasi perbankan biasanya terletak pada satu trade dalam kurun waktu pendek. Mengapa ha ini terjadi? Karena pengambilan resiko atau posisi yang berlebihan muncl dari model formula yang dibarengi sikap over-confidence.

Artinya, displin psikologis juga diperlukan dalam mindset risk management secara keseluruhan, dimana setiap trader perlu memproses strategi robot melalui beberapa aspek. Diantaranya adalah pengujian model formula, eksekusi software serta prosedur operasional lainnya dan money/risk management sebelum menambah jumlah posisi dari formula yang telah ditentukan.

Namun tidak dipungkiri strategi trading robot yang mumpuni kadankala juga mengalami kerugian, atau secara teknis dikenal dengan istilah 'drawdown'. Drawdown dapat terjadi dalam hitungan menit atau bahkan tahunan lamanya. Drawdown juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni periode drawdown pada equity, atau merupakan kerugian per transaksi. Sedangkan yang kedua adalah maximum drawdown yang merupakan kerugian maksimum secara historis.

Faktor paling penting untuk meraih keuntungan dari automated trading adalah pengelolaan resiko dengan cara membatasi drawdown ke level yang dapat ditoleransi. Namun daya ungkitnya masih optimal untuk meraih keuntungan maksimum. Dengan kata lain, intisari dari suatu strategi robot terletak pada pengaturan alokasi modal optimal desertai pengambilan posisi yang telah dihitung berdasarkan formula tertentu.

Apakah penggunaan stop loss merupakan praktik Risk management yang baik?

Beberapa trader meyakini bahwa risk management yang baik berarti menggunakan stop loss disetiap tansaksi. Sehingga jika suatu posisi mencapai presentase kerugian tertentu, maka robot akan exit posisi. Memang cukup ajar jika ada pemahaman bahwa dengan menggunakan stop loss maka equity dapat terhindar dari kerugian akibat event / shock market .  Bagaimanapun jika terjadi shock market , harga biasanya drop / naik gila-gilaan sehingga order stop loss untuk exit posisi hanyaa terpasang pada posisi yang tidak kita inginkan. dengan melakukan exit posisi, sebenarnya robot hanya merealisasikan kerugian akibat shock market, bukannya menghindar dari situasi tersebut.

Setiap strategi robot hanya bisa meraih profit jika harga bergerak range trading dalam mencari nilai mean atau trending. Diluar itu, jika kondisi market hanya bersifat random-walking maka setiap stop loss pasti akan terjilat. Ketika situasi market dalam kondisi trending maka harga akan bergerak berdasarkan momentum, atau biasanya dikenal dengan robot yang menggunakan strategi momentum. Dalam kondisi market seperti ini, strategi exit posisi perlu disusun sedemikian rupa untuk memastikan agar pembalikan yang terjadi mendapatkan momentum atau dalam tren yang akan berlanjut. karena jika pergerakan hanay terjadi akibat shock market yang bersifat sementara dan ternyata harga berbalik ke level semula , kita tentu dapat menghindari exit posisi telalu dini. 

Contohnya pada indeks Nikkei atau pasanga USDJPY yang mengalami pergerakan besar di pertengahan tahun 2013 . Momentum harga Nikkei masih dipotong oleh alasan fundamental yang menunjukkan harga Nikkei saat itu masih undervalued seiring dengan kebijakan stimulus BoJ, Harga saham kemungkinan masih mengalami penguatan secara gradual untuk mencapai ekulibrium yang lebih tinngi tidak akan berbalik selama fundamental ekonomi tidak mengalami perubahan. Kalaupun terajdi pergerakan koreksi yang besar pada situasi tersebut, biasanya hanya disebabkan oleh event liquidity yakni terjadinya aksi likuidasi / profit taking sejumlah posisi dalam volume besar oleh para spekulan atau pemilik saham. Hal seperti ini menyebabkan indeks anjlok secara tiba-tiba. Event liquidity seperti ini memiliki durasi yang relatif pendek dan harga cenderung kembali lagi ke level semula. Tentunya strategi exit yang baik adalah memanfaatkan strategi momentum seperti ini dan menghindari terjadinya stop loss, hanya akibat event liquidity yang bersifat sesaat.

Kelly Formula

Risk management dengan menggunakan metode Kelly formula memeberi saran kepada robot untuk mengurangi volume posisi jika sedang menghadapi drawdown / kerugian trading. Begitu pula sebaliknya, jika terjadi realisasi profit maka robot akan menyarankan penambahan position size (geometrical Money Management).

Dua komponen utama dalam formula Kellly :
  1. Win Probability : Probabilitas dalam setiap trade yang dapat memberikan return positif.
  2. Win/ loss Ratio : total jumlah trade yang menghasilakn profit dibagi dengan jumlah total loss trade
Dengan menggabungkan kedua faktor tersebut, maka formula Kelly adalah :

Kelly % = W- [(1-W) / R]

Keterangan :
W = Winning probability
R = Ratio Win / loss

Dengan menggunakan Kelly Criterion, anada dapat menentukan presentase resiko yang ideal pada setiap transaksi berdasarkan probabilitas ratio win/ loss yang diambil dari track record robot Anda. Misalnya jika presentase Kelly menunjukkan hasil 0.05, maka robot akan mengambil position size sebesar 5 % dari equity. Meski money management seperti ini tidak menjamin Anda untuk mendapatkan hasil yang spektakuler , setidaknya penerapan strategi ini dapat membatasi kerugian dan memaksimalkan potensi keuntungan. 

 



Senin, 25 Februari 2013

Technical Analysis for Major Currencies


Print E-mail

EURO
The pair stabilized this week below key support level of the ascending channel which was broken earlier, as Linear Regression Indicators are trading negatively. The abovementioned forces us to think that the downside move might extend to achieve further targets of the AB=CD bearish harmonic Pattern. The pair might touch 1.3080 levels during this week as the bearish move might extend reaching the psychological level 1.3000 or more. Stability below 1.3270 levels keeps the possibility of a downside move valid.
The trading range for this week is among the key support at 1.2905 and key resistance at 1.3355.
The general trend over short term basis is to the upside targeting 1.3990 as far as areas of 1.3350 remains intact.
Support: 1.3170, 1.3120, 1.3080, 1.3030, 1.3000
Resistance:
1.3235, 1.3275, 1.3305, 1.3355, 1.3405
Recommendation Based on the charts and explanations above, our opinion is selling the pair below 1.3235 targeting 1.3120, 1.3080 then 1.3000 and stop-loss with four-hour closing above 1.3305 might be appropriate

 
GBP
The pair broke 61.8% correction at 1.5180 levels shown on the graph increasing negativity, which might push the pair more to the downside towards 78.6% correction at 1.4760 levels during the upcoming session. Trading below 1.5300 levels with weekly closing is considered negative, but we prefer to see the pair stable below 1.5225 levels to accelerate the downside move. The opening of this week with a sharp decline formed a price gap which makes risk/rewards ratios inappropriate to take a position. The previously mentioned forces us to remain neutral despite our expectations to extend the overall bearish move.
The trading range for this week is among key support at 1.4760 and key resistance at 1.5475.
The general trend over short term basis is to the downside targeting 1.4225 as far as areas of 1.6875 remains intact.
Support: 1.5130, 1.5080, 1.5000, 1.4940, 1.4895
Resistance:
1.5225, 1.5300, 1.5385, 1.5415, 1.5485
Recommendation Based on the charts and explanations above, we remain neutral for now awaiting more confirmations for the next move

 
JPY
The pair moved to the upside with this week’s opening, but it wasn’t able to push the pair to stabilize above resistance level 94.50. Meanwhile, the pair is proving stability above Linear Regression Indicators again forcing us to remain neutral in our weekly report. The upside move needs stability above 94.50 levels while the bearish move return requires stability below Linear Regression Indicators to break the ascending channel.
The trading range for today is among key support at 90.40 and key resistance at 95.50.
The general trend over short term basis is to the upside targeting 100.00 as far as areas of 84.00 remain intact.
Support: 94.15, 93.65, 93.05, 92.50, 92.05
Resistance:
94.55, 95.00, 95.50, 95.85, 96.70
Recommendation Based on the charts and explanations above, we remain neutral for now awaiting more confirmations for the next move

 
CHF
The pair is gradually moving to the upside as the positive technical catalysts still dominates the pair and might help it to touch 0.9375 levels in an attempt to breach it confirming another ascending wave. Momentum indicators are showing overbought signals; meanwhile Linear Regression Indicators are positive and trading above 0.9235 with daily closing will extend the upside move this week.
The trading range for today is among key support at 0.9200 and key resistance at 0.9515.
The general trend over short term basis is to the downside stable at levels 0.9775 targeting 0.8860.
Support: 0.9280, 0.9235, 0.9200, 0.9170, 0.9155
Resistance:
0.9375, 0.9425, 0.9460, 0.9490, 0.9515
Recommendation Based on the charts and explanations above, our opinion is buying the pair above 0.9280 targeting 0.9375, 0.9460 then 0.9515 and stop-loss with four-hour closing below 0.9200 might be appropriate

 
CAD
The pair rose and is trading above 1.0355 levels indicating that the harmonic formation shown on the graph might be formed. Momentum indicators are showing overbought signals but we will ignore them unless level 1.0120 was broken. Stability above 1.0055 levels keeps the positive possibility, but as we referred earlier stability above 1.0120 levels is important to cancel any overbought affect.
The trading range for this week is between the key support at 1.0055 and the key resistance at 1.0440.
The general trend over short term basis is to the downside with steady daily closing below levels 1.0125 targeting 0.9400.
Support: 1.0205, 1.0165, 1.0120, 1.0085, 1.0055
Resistance:
1.0290, 1.0310, 1.0355, 1.0420, 1.0440
Recommendation Based on the charts and explanations above, our opinion is buying the pair above 1.0205 targeting 1.0290, 1.0310 then 1.0355 and stop-loss with four-hour closing below 1.0120 might be appropriate this week

 
AUD
The pair is trading between 61.8% correction from the upside and 78.6% correction from the downside at 1.0320 and 1.0245 levels. Meanwhile, we find the pair trading between Linear Regression Indicator 34 and 55. Such case makes risk/rewards ratios inappropriate and the trend unclear, forcing us to remain neutral in our weekly report waiting for confirmation signals.
The trading range for this week is among key support at 1.0085 and key resistance at 1.0440.
The general trend over short term basis is to the downside with steady daily closing below levels 1.0710 targeting 0.9400.
Support: 1.0245, 1.0220, 1.0200, 1.0165, 1.0135
Resistance:
1.0320, 1.0345, 1.0385, 1.0400, 1.0440
Recommendation Based on the charts and explanations above, we remain neutral for now awaiting more confirmations for the next move

 
NZD
The pair dropped but is still limited above key support level of the ascending channel. But with that, we find that the pair is stable below Linear Regression Indicators; therefore the pair should stabilize above 0.8415 levels to support the return of the upside move. Anyhow, we will stay positive unless the pair broke 0.8270 levels.
The trading range for this week might be among key support at 0.8200 and key resistance at 0.8535.
The general trend over short term basis is to the upside with steady daily closing above 0.8130 targeting 0.8845.
Support: 0.8355, 0.8310, 0.8270, 0.8225, 0.8200
Resistance:
0.8385, 0.8415, 0.8450, 0.8480, 0.8500
Recommendation Based on the charts and explanations above, our opinion is buying the pair above 0.8355 targeting 0.8415, 0.8480 then 0.8535 and stop-loss with four-hour closing below 0.8270 might be appropriate

Jumat, 15 Februari 2013

Daily Outlook GBP/USD

GBP/JPY Daily Outlook

Daily Pivots: (S1) 143.16; (P) 144.27; (R1) 144.97; More....
The pull back from 147.97 is still in progress and intraday bias remains on the downside for 55 days EMA (now at 140.48) and below. Though, we'd expect strong support from 139.25 (38.2% retracement of 125.67 to 147.97 at 139.45 and bring rebound. Recent rally is still expected to continue after the corrective price actions complete. Break of 147.97 will target 150 psychological level next.
In the bigger picture, medium term fall from 163.05 has completed at 116.83 already. It's a bit early to conclude reversal of the long term down trend from 251.09 (2007 high). But rise from 116.83 should at least be a move at the same degree as fall from 163.05. Thus, medium term rise is now expected back to 163.05. We'll stay bullish as long as 133.48 resistance turned support holds.
GBP/JPY 4 Hours Chart

Rabu, 28 Maret 2012

Introducing Fibonacci (lesson 8)




Statue of Leonardo Fibonacci, Pisa, Italy.
The inscription reads, "A. Leonardo Fibonacci, Insigne
Matematico Piisano del Secolo XII."
Photo by Robert R. Prechter, Sr. 



HISTORICAL AND MATHEMATICAL BACKGROUND OF THE WAVE PRINCIPLE


The Fibonacci (pronounced fib-eh-nah´-chee) sequence of numbers was discovered (actually rediscovered) by Leonardo Fibonacci da Pisa, a thirteenth century mathematician. We will outline the historical background of this amazing man and then discuss more fully the sequence (technically it is a sequence and not a series) of numbers that bears his name. When Elliott wrote Nature's Law, he referred specifically to the Fibonacci sequence as the mathematical basis for the Wave Principle. It is sufficient to state at this point that the stock market has a propensity to demonstrate a form that can be aligned with the form present in the Fibonacci sequence. (For a further discussion of the mathematics behind the Wave Principle, see "Mathematical Basis of Wave Theory," by Walter E. White, in New Classics Library's forthcoming book.)


In the early 1200s, Leonardo Fibonacci of Pisa, Italy published his famous Liber Abacci (Book of Calculation) which introduced to Europe one of the greatest mathematical discoveries of all time, namely the decimal system, including the positioning of zero as the first digit in the notation of the number scale. This system, which included the familiar symbols 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 and 9, became known as the Hindu-Arabic system, which is now universally used.


Under a true digital or place-value system, the actual value represented by any symbol placed in a row along with other symbols depends not only on its basic numerical value but also on its position in the row, i.e., 58 has a different value from 85. Though thousands of years earlier the Babylonians and Mayas of Central America separately had developed digital or place-value systems of numeration, their methods were awkward in other respects. For this reason, the Babylonian system, which had been the first to use zero and place values, was never carried forward into the mathematical systems of Greece, or even Rome, whose numeration comprised the seven symbols I, V, X, L, C, D, and M, with non-digital values assigned to those symbols. Addition, subtraction, multiplication and division in a system using these non-digital symbols is not an easy task, especially when large numbers are involved. Paradoxically, to overcome this problem, the Romans used the very ancient digital device known as the abacus. Because this instrument is digitally based and contains the zero principle, it functioned as a necessary supplement to the Roman computational system. Throughout the ages, bookkeepers and merchants depended on it to assist them in the mechanics of their tasks. Fibonacci, after expressing the basic principle of the abacus in Liber Abacci, started to use his new system during his travels. Through his efforts, the new system, with its easy method of calculation, was eventually transmitted to Europe. 

Gradually the old usage of Roman numerals was replaced with the Arabic numeral system. The introduction of the new system to Europe was the first important achievement in the field of mathematics since the fall of Rome over seven hundred years before. Fibonacci not only kept mathematics alive during the Middle Ages, but laid the foundation for great developments in the field of higher mathematics and the related fields of physics, astronomy and engineering.



Selasa, 27 Maret 2012

Koreksi Emas Picu Minat Beli


 
Monexnews - Harga emas di pasar Asia turun $2.10 menjadi $1,687.80/ons. Hari Senin (26/03) emas gain sebesar 1.6% setelah pimpinan Fed, Ben S Bernanke mengulangi pernyataan untuk mendukung kebijakan moneter akomodatif bank sentral.

Prospek langkah pelonggaran moneter AS mendorong aksi beli emas di tengah ketidak pastian mengenai kondisi ekonomi dan inflasi jangka panjang, menurut pemain pasar yang bermarkas di Singapura. Sementara kecemasan atas krisis hutang zona Eropa akan menjadi faktor kunci bagi pergerakan emas menuju rekor tinggi tahun lalu, katanya. EUR/USD, di 1.3353. Euro menjauhi level rendah sebelumnya di 1.3200. Hal ini menegaskan pergerakan emas terbantu oleh pelemahan USD.
(din)