Pivot point adalah sebuah level harga yg signifikan dalam proses
analisa teknikal pasar uang dan kerap digunakan sebagai indikator untuk memprediksi pergerakan harga. Pada dasarnya, pivot point diperhitungkan
sebagai nilai rata-rata dari beberapa harga signifikan pada sesi
sebelumnya. Jika harga pada sesi saat ini berada diatas pivot point,
maka sentimen dianggap bullish. Sebaliknya jika harga berada di bawah
pivot point maka sentimen diasumsikan bearish.
Pivot point
biasanya dipergunakan dengan memakai perhitungan tambahan untuk level
support dan resisitance , diatas dan dibawah pivot point tersebut.
caranya dengan mengurangi atau menambahakan differensial harga yang
diperhitungkan dari range pasar pada periode sebelumnya.
Pivot
point, resistance dan support biasanya mnejadi titik dimana harga
berbalik harga arah. pada kondisi pasar bullish, pivot point dan
resistancenya dapat menjadi level tahanan dan sinyal terciptanya
reversal harga. sebaliknya, pada pasar bearish, pivot point dan support
levelnya dapat menjadi indikasi bahwa harga telah mencapai level rendah
dan membatasi pelemahan lebih lanjut.
Perhitungan
Terdapat
beberapa metode dalam perhitungan level pivot point . yang paling umum
adalah nilai rata-rata harga high (H) . low(L), close (C) periode
sebelumnya (harga kemarin).
Formula pivot :
P = (H+L+C)/3
Perhitungan pivot terkadang juga menyertakan harga open (O) dari periode sebelumnya atau periode berjalan.
Formula pivot :
P= (O+H+L+C)/4
Kedua
formula ini adalah metode perhitungan pivot yang paling umum dipakai
oleh para trader. diluar itu, masih ada beberapa formula yang digunakan
oleh sebagian pelaku pasar.
Metode yang menitik beratkan pada harga close periode sebelumnya.
Pivot formula : P= (H+L+C+C)/4
Atau metode yang menitik beratakan pada harga open periode berjalan,
Pivot formula : P=(H+L+O+O)/4
Level Resistance dan Support
dapat
berubah fungsi , tergantung harga berjalan dari arah bawah ke atas
maupun dari atas ke bawah. dalam analisa pivot point, beberapa level
(biasanya 3) diposisikan dibawah dan diatas pivot point. Level-level ini
diperhitungkan dari range harga pada periode transaksi sebelumnya,
kemudian ditambahkan atau dikurangi dari pivot poiint untuk resistance
dan support.
Level pertama dan paling
penting adalah level resistance 1 (R1) dan support 1 (S1), yang
biasanya menjadi target exit market. Level R2 dan S2 biasanya hanya
sebagai perpanjangan dari target tersebut. Terkadang perpanjangan R4 dan
S4 juga disertakan dalam perhitungan, walaupun jarang terjadi.
Umumnya,
level resisitance dan support dimulai dari level ke 2 dan seterusnya,
membentuk secara simetris terhadap pivot point, tetapi tidak sama halnya
dengan R1 dan S1. kecuali bila level pivot point berada tepat ditengah
range periode sebelumnya.
Implementasi pivot point
pivot
point sendiri mewakili level resistance dan support yang kuat ,
tergantung dari kondisi pasar secara keseluruhan. jika arah pasar tidak
menentu (sideway), harga dapat berfluktuasi disekitar level pivot hingga
menembus batasan harga.
Secara teori, bila
harga berada di bawah pivot point dan memotong naik, maka menjadi sinyal
buy (terutama pada trend bullish). Dan bila harga berada diatas pivot
point dan memotong turun, maka menjadi sinyal sell (terutama pada trend
bearish). level R1 dan S1 merupakan level exit dari pasar dan jarang
digunakan sebagai sinyal masuk entry atau masuk pasar. Level R2 dan S2
biasanya biasanya digunakan sebagai level exit atau keluar berikutnya
bila level R1 dan S1 ditembus dengan signifikan. Sedangkan level R3 san
S3 bisa digunakan sebagai level entry apabila terjadi koreksi pada
kisaran level tersebut.
Pada praktekya.
banyak pelaku pasar yang memiliki posisi esar menempatkan selling level
(level jual) pada kisarn R1 dan buying level (level beli) pada kisaran
S1 sebagai tindakan ambil untung (take profit). Kondisi serupa juga
terjadi pada level-level resistance dan support selanjutknya, yang
justru makin memperkuat level-level tersebut.
Level
cutloss bisa ditempatkan pada kisaran 50% dari sinyal entry ke level
resistance dan support selanjutnya.Contoh : posisi buy setelah harga
cross (bersilangan) ke atas level pivot, maka posisi cut loss dapat
disiapkan 50% diantara level pivot dan S1. Contoh lainnya bila posisi
sell setelah harga bertahan pada R2, level cut loss dapat disiapkan pada
kisaran 50% antara R2 dan R3.
Formula Resistance dan support metode pivot :
Pivot resistance Pivot Support
R1 = 2 x P-L S1 = 2 x P-H
R2 = P+(H-L) S2 = P-(H-L)
R3 =R1+(H-L) S3 = S1- (H-L)